[LAMAN UTAMA] * [BM UPSR] * [BM PMR] * [BM SPM] * [BM STPM] * [BM UMUM]* [SAJAK]* [CERPEN]* [HUBUNGI KAMI]

Isnin, September 10, 2007

Tazkirah Menyambut Ramadhan 2

Ramadhan, Bulan Ibadah dan Perjuangan
Posted by Ibn Zain Al-Abidin Al-Burnuni

Tinggal beberapa hari lagi, insya Allah, kita memasuki Bulan Suci Ramadhan; bulan yang penuh dengan rahmat, berkah dan maghfirah Allah SWT. Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda ketika datang bulan Ramadhan:

«قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا قَدْ حُرِمَ»

Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah; Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka; pintu-pintu neraka ditutup; setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang nilai amal padanya lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, siapa saja yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sesungguhnya dia tidak akan dapat lagi memperoleh kebaikan selama-lamanya. (HR. an-Nasa’i dan Ahmad)

Rasulullah saw. juga bersabda:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman dan mencari keridhaan Allah, niscaya akan diampuni (oleh Allah) dosa-dosanya yang telah lalu. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Selain beragam keutamaan Bulan Ramadhan yang telah secara berulang diungkap oleh para ulama, pada bulan ini juga terjadi banyak peristiwa penting. Penyebaran Islam, perluasan pengaruh, penggabungan beberapa daerah kedalam kekuasaan Islam, dan penghentian kezhaliman terlihat dominan terjadi pada bulan penuh berkah ini. Salah satu peristiwa penting yang dialami oleh Rasulullah saw. adalah kemenangan dalam Perang Badar. Perang ini terjadi pada bulan Ramadhan, dengan kekuatan pasukan yang sangat tidak berimbang. Jumlah pasukan Quraisy sekitar 1.000 orang, dengan 100 pasukan berkuda dan 700 unta. Mereka dilengkapi dengan aneka makanan dan wanita-wanita penghibur. Sebaliknya, jumlah pasukan Islam hanya 315 orang, dengan perlengkapan yang sangat terbatas. Pasukan Islam dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw. dengan kendaraan perang hanya dua ekor unta.

Kemenangan umat Islam dalam Perang Badar itu dipilih Allah terjadi pada bulan Ramadhan. Pada bulan ini pula terjadi peristiwa Fath Makkah (Pembebasan Kota Makkah) oleh kaum
Muslim.

Pada masa Rasulullah saw., beberapa peristiwa penting lain juga terjadi pada bulan Ramadhan, di antaranya adalah: Nuzulul Quran; dimulainya kewajiban zakat fitrah (tahun kedua Hijrah); dimulainya persiapan untuk Perang Khandaq (tahun kelima Hijrah); Rasulullah menerima wahyu kabar gembira akan ditaklukannya kota Makkah (tahun kedelapan Hijrah); Rasulullah mulai mengirim beberapa utusan untuk menghancurkan berhala-berhala yang terkenal waktu itu (juga pada tahun kedelapan Hijrah); terjadi Perang Tabuk dan Rasulullah kembali dari peperangan itu pada bulan yang sama, utusan Thaif datang ke Madinah untuk menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah, dan utusan raja-raja Himyar menyatakan diri masuk Islam (tahun kesembilan Hijrah); Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman dengan membawa surat dari Beliau untuk penduduknya, khususnya kabilah Hamadan yang seluruhnya masuk Islam dalam satu hari (tahun ke-10 Hijrah).

Lebih dari itu, banyak peristiwa lain yang terjadi pada bulan Ramadhan sepeninggal Rasulullah saw. Muhammad Sa’id Mursy dan Qasim Abdullah, dalam bukunya, Ramadhaniyat, mencatat sejumlah peristiwa penting di antaranya sebagai berikut.

1 Ramadhan:
1 Ramadhan 587 H. Terjadi penghancuran dan penguasaan kota ‘Asqalan yang merupakan pintu masuk menuju kota al-Quds. Penghancuran dan penguasaan kota ini dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayyubi sebagai strategi menahan laju kekuatan kaum Salib (Kristen) yang akan merebut kota Quds. Pada hari penaklukannya Shalahuddin al-Ayyubi berkata, “Demi Allah, sesungguhnya penghancuran benteng di ‘Asqalan lebih aku sukai walaupun aku harus kehilangan seluruh anakku. Sebab, penguasaan ‘Askalan adalah demi kemaslahatan Islam dan kaum Muslim.”

Pada 584 Hijrah, Salahuddin Al-Ayyubi mengalahkan tentara Salib dan membebaskan sebagian besar negeri yang pernah dikuasai oleh pihak Salib (Kristian). Kemudian tentera Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan Ramadhan.

3 Ramadhan:
3 Ramadhan 825 H. Pada hari ini Sultan Murad II dari Kekhalifahan Utsmaniyah mengadakan pengepungan kota Konstantiopel dalam rangka menaklukan dan memasukannya dalam naungan Khilafah. Sayang, setelah sekian waktu peperangan berkecamuk dengan sangat dasyatnya, beliau gagal dan akhirnya kembali ke pusat pemerintahannya tanpa membawa hasil yang diharapkan.

6 Ramadhan:
6 Ramadhan 223 H. Al-Mu’tasim Billah, seorang khalifah ‘Abasiyah, mengepung kota Amuriyah yang merupakan benteng pertahanan terkuat Kerajaan Bizantium di Asia kecil. Usaha beliau berhasil dengan ditaklukannya kota tersebut.

8 Ramadhan:
8 Ramadhan 789 H. Khalifah al-Mu’tasim Billah pada hari ini mengumumkan kepada rakyatnya, “Siapa saja yang merasa dizalimi dan memiliki perkara yang mengantar pada permusuhan maka datanglah kepada saya pada hari Ahad dan Rabi untuk menyelesaikan permasalahannya.” Tradisi ini baru dimulai pada masa beliau dan selanjutnya diikuti oleh para khalifah setelah beliau.

23 Ramadhan:
23 Ramadhan 1270 H. Pada hari ini kekuatan militer Rusia di bawah pimpinan Marsyal Bernes menghentikan kepungannya terhadap kota Selestriya yang terletak di wilayah Crimea. Pengepungan yang terjadi selama 35 hari ini tidak membawa dampak yang berarti bagi kekuatan Khalifah Utsmaniyah, walaupun kekuatan militer Rusia mencapai 60 ribuan, sementara tentara Utsmaniyah hanya berjumlah 15 ribu orang.

25 Ramadhan:
25 Ramadhan 658 H. Terjadi Perang Ain Jalut antara kaum Muslim dan Tartar. Perang ini merupakan perang besar dalam sejarah Islam. Dalam perang ini, Tartar mampu menguasai banyak daerah Islam dan menjatuhkan Khilafah Abbasiah. Mereka juga berhasil membunuh Khalifah Mu’tashim Billah di Baghdad pada tahun 656 H / 1256 M. Ekspansi Tartar meluas sampai wilayah Gaza di bawah pimpinan Hulagu. Kemudian Hulagu mengirim kurir untuk meminta kepada Sultan Mamluki “Quds” agar tunduk di bawah kekuasaan Tartar. Permintaan ini ditolak oleh Sultan Quds karena menunjukan kehinaan dan kelemahan. Lalu beliau memutuskan untuk menghadapi Tartar dalam pererangan. Selanjutnya, pada hari Jumat tanggal 25 Ramadhan 658 H bertepatan dengan 6 September 1260 M bertemulah dua pasukan besar di wilayah Ain Jalut. Peperangan ini akhirnya berakhir dengan kemenangan kaum Muslim.

28 Ramadhan:
28 Ramadhan 92 H. Kaum Muslim di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad membuka Andalusia (Spanyol). Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Futuh Andalusia. Thariq bin Ziyad menyeberangi selat antara Afrika dan Eropa atas perintah Musa bin Nushair, penguasa Islam kala itu. Ketika pasukan Islam sudah sampai di seberang, diperintahkannya agar kapal-kapal perang Islam dibakar. Kemudian ia berpidato didepan pasukannya, “Musuh di depan kalian. Jika kalian mundur maka lautan dibelakang kalian.”

Langkah yang beliau ambil dalam membangkitkan semangat kaum Muslim sangat tepat. Tidak ada lagi jalan untuk mundur. Yang ada hanyalah berjuang ‘mati-matian’ dan mengharap pertolongan Allah. Berturut-turut kota demi kota jatuh ke tangan kaum Muslim. Akhirnya, pada bulan Ramadhan jatuhlah Andalusia ke tangan kaum Muslim. Sejarah mencatat bahwa di kemudian hari Andalusia menjadi pusat ilmu pengetahuan dan menjadi mercu peradaban manusia di zamannya. Kemajuan teknologi yang diperoleh orang-orang Eropa zaman sekarang hanyalah merupakan perpanjangan teknologi umat Islam masa silam.

‘Ibrah (Pelajaran)
Dengan melihat paparan sejarah yang serba singkat di atas, kita bisa mengambil pelajaran betapa bulan Ramadhan bukan sekadar bulan untuk memperbanyak ibadah sunnah; bukan pula sekadar melaksanakan kewajiban individual seperti shaum. Bahkan pada bulan ini, Rasulullah, para Sahabat dan generasi setelah mereka tidak pernah meninggalkan jihad fi sabilillah. Bahkan pula, pada bulan Ramadhanlah di antaranya, generasi umat Islam pada masa lalu meraih kemenangan demi kemenangan dalam melawan orang-orang kafir yang memusuhi mereka.

Karena itu, sudah selayaknya setiap Ramadhan umat Islam membangkitkan ruhul jihad, untuk melengkapi ruhul ‘ibadah. Sudah selayaknya umat Islam pada bulan ini menyadari kembali setiap ancaman musuh, yakni Negara kafir imperialis, yang selalu menaruh dendam dan kebencian terhadap mereka. Sudah terlalu banyak bukti betapa kaum kafir demikian memusuhi umat Islam. Pembunuhan massal oleh Amerika di Afganistan dan Irak serta kebrutalan Israel terhadap rakyat Palestina yang didukung Barat hanyalah secuil ‘kejahatan mereka’ terhadap umat Islam. Bahkan George W Bush’s menegaskan akan menyerang siapapun yang menginginkan pendirian kembali Kekhilafahan Islam di Timur Tengah, sebagai bagian dari “perang melawan teror”. Padahal, seluruh ulama mu’tabar sepakat wajibnya kaum Muslim memiliki khilafah sebagai penegak syariat dan penyatu umat. Dalam pidatonya pada konvensi Tentara Amerika ke-89 28 Agustus lalu, Bush kembali berbicara mengenai “ekstremis” yang harus dilawan Amerika. Dia berbicara dalam konteks sensasional bahwa “ekstremis” adalah “keinginan untuk menjejalkan visi gelap yang sama sepanjang Timur Tengah dengan menegakkan Kehhilafahan radikal dan penuh kekerasan yang wilayahnya merentang dari Spanyol ke Indonesia ”. Sungguh, ini ungkapan provokatif dan cerminan ideologi penuh kebencian.

Berbagai pelecehan dan penghinaan orang-orang kafir terhadap Islam serta penodaan atas kemuliaan dan keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. pun sudah tidak terhitung jumlahnya. Kasus mutakhir adalah pemuatan karikatur yang melecehkan dan menghina Nabi Muhammad saw. pada bulan Agustus 2007 di sebuah harian lokal di Swedia. Kasus ini merupakan rentetan dari sejumlah peristiwa yang sama, yang terjadi sebelumnya di Denmark .Pada bulan Ramadhan ini, tidakkah ruhul jihad kita bangkit menyaksikan secara kasat mata berbagai kezaliman negara-negara kafir terhadap Islam dan kaum Muslim? Sudahkah diri kita merupakan bagian dari kaum Muslim yang berjuang melenyapkan kezaliman dengan menegakkan Islam? Belum tibakah saatnya bagi kita untuk meneladani generasi salafush-shalih yang justru meningkatkan intensitas ibadah, kepedulian, dan ruh perjuangannya pada bulan Ramadhan?[]

Tiada ulasan:

Tazkirah Ramadhan

Punca amalan pada Ramadan jadi sia-sia; ABU Hurairah meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Ramai orang yang berpuasa tetapi tidak memperoleh apa-apa daripada puasanya melainkan lapar. Ramai yang mendirikan sembahyang malam tetapi tidak memperoleh apapun daripadanya melainkan kepenatan berdiri malam.” Berkaitan hadis ini, ulama memberikan tiga tafsiran berlainan iaitu pertama, ia ditujukan kepada mereka yang berpuasa pada siangnya tetapi apabila berbuka (iftar) dengan memakan makanan haram. Segala ganjaran diterima hasil daripada berpuasa pada siangnya musnah sama sekali akibat daripada dosa besar kerana memakan makanan haram. Kedua, hadis itu ditujukan kepada mereka yang berpuasa dengan baik tetapi ketika menjalani ibadat puasa, sibuk dengan mengumpat dan memfitnah orang lain. Ketiga, orang yang dimaksudkan itu ialah ketika berpuasa tidak menjauhkan diri daripada maksiat dan dosa. Begitu juga dengan mereka yang berdiri malam secara sukarela sepanjang malam tetapi oleh kerana mengumpat atau melakukan dosa yang lain, akibatnya amalan mulia itu tidak mendapat pahala.

" Empat zikir sepanjang Ramadan NABI Muhammad SAW sentiasa berdoa sepanjang Ramadan. Malah, dalam riwayat lain, dinyatakan bentuk doa yang diamalkan Rasulullah SAW. Dalam hadis, ada dinyatakan bahawa Rasulullah bersabda sebaik tiba Ramadan. Sabda Baginda yang bermaksud: “Empat jenis zikir yang tidak patut ditinggalkan oleh setiap Muslim sepanjang Ramadan. Pertama, mengucapkan istighfar (memohon ampun); kedua, memperbanyakkan ucapan syahadah; ketiga, berdoa meminta syurga dan keempat, memohon keredaan Allah.” (Hadis riwayat Al-Baihaqi). Bentuk doa yang dibacakan Rasulullah SAW juga berbeza pada awal, pertengahan dan akhir Ramadan. Diriwayatkan, pada awal Ramadan, Rasulullah memohon rahmat daripada Allah. Pada pertengahan Ramadan pula, Baginda memohon keampunan. Pada akhir Ramadan, Rasulullah meminta dijauhkan daripada seksaan neraka

"Lima ketinggian Ramadan; IBNU Abbas meriwayatkan bahawa Nabi Muhammad bersabda yang bermaksud: “Apabila datang hari pertama Ramadan, maka bertiuplah angin ‘Al-Mutsiiratu’ dari Arsy dan menggerakkan daun pohon syurga hingga terdengar sayup-sayup suara merdu yang tidak pernah terdengar oleh sesiapa pun. ”Bidadari melihat dan mendengar ke arah sayup-sayup suara merdu itu sambil berkata: “Ya Allah, jadikan kami pada bulan ini (Ramadan) sebagai isteri hamba-Mu. Maka Allah mengahwinkan hamba-Nya yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan bidadari cantik.” Ini adalah salah satu cebisan kebaikan dan ketinggian Ramadan yang sedang dilalui umat Islam. Kita harus bersyukur kerana dapat berada dalam Ramadan al-Mubarak, iaitu bulan awalnya rahmat, pertengahannya pengampunan dan akhirnya merdeka (terlepas) daripada api neraka. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada Abu Hurairah, Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Barang siapa menahan tidur serta beramal pada Ramadan dengan beriman bersungguh-sungguh akan kelebihannya serta ikhlas semata-mata kerana Allah, nescaya diampuni segala dosanya yang lalu.” Ramadan mempunyai lima keistimewaan yang tidak ada pada bulan lain, iaitu puasa selama sebulan, Lailatul Qadar, zakat fitrah, Nuzul Quran dan amal kebajikan. Salman Al Farisi meriwayatkan: “Dalam sebuah hadis panjang, Rasulullah berkhutbah di hadapan kami pada akhir bulan Syaaban. Baginda berpesan yang bermaksud: “Wahai umat manusia, sesungguhnya kami naungi bulan yang mulia lagi diberkati kerana Ramadan itu adalah bulan kesabaran dan sabar itu balasannya adalah syurga. Ramadan juga adalah bulan yang ditambah Allah rezeki orang mukmin. “Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada bulan ini, adalah baginya pahala seperti memerdekakan seorang hamba dan dosa-dosanya pula diampunkan.”